Hari ini tetaplah menjadi sisa hari hari kelabu Hana, tak terasa sudah 2 bulan di tahun baru ini ia merasakan pedih getirnya sebuah kehidupan yang dewasa. Tak kenal ampun tak kenal lelah. Seakan sudah menjadi satu melebur menjadi sebuah rentetan peristiwa yang dibumbui rasa cinta palsu. Ya, itulah suatu fakta nyata yang telah dirasakan Hana. Walau kini ia tetap menduduki 10 besar dikelasnya namun tak satupun kebahagiaan sejati yang terlihat di matanya. Sungguh sebuah ironi yang disayangkan. Kadang hal itu tak perlu terjadi karena selalu menyalahkan dirinya dan berujung penyesalan tak berguna, tapi apalah semua itu bila dibandingkan yang sedang ia rasakan sekarang.
Mengenai kehidupan cintanya yang palsu, tak satupun orang yang mengetahuinya. Sungguh menyedihakan serta mengharukan bila ada sahabatnya yang tahu itu semua. Tetapi Hana tetap bersikap bijak ia tak mau orang lain mengetahuinya. Cukup dirinya dan Tuhan. Orang yang ia cintai pun tak pernah menyedari akan hal itu. Walau kadang kala cinta pujaannya menempatkan ia sebagai harapan kehidupannya, tetapi kedua belah pihak tak kan pernah tahu isi hatinya masing-masing. Tuhan ini memang tidak kejam, namun ini cukup untuk mengujinya hingga titik kesabarannya hilang. Arti sebuah sahabat tak dipandang Hana terlalu dalam. Bahkan White sebagai sahabat yang sudah ia anggap sebagai saudara tetap tidak mengerti apa yang sedang ia pikirkan. Terlalu rumit jalan kehidupannya. Entahlah apa yang menjadi tujuan hidupnya saat ini. Apa itu akan menjadi misteri yang hanya ia pendam sendiri ataukah itu hanya pelangi pikirannya yang sedang melintas disaat usia 17 tahun ini? Hanya Hana sendiri dan dunia kecilnya yang mengerti.
Dunia kecilnya sangat suram, kelam bahkan terkadang tak jarang kegelapan menyelimuti hatinya. Sebagai seorang gadis yang mencoba menguatkan hatinya sekuat karang, namun cinta hatinya yang tulus tak pernah terpendar dari matanya yang lusuh. Kini ia tumbuh menjadi orang yang dewasa walau kadang egois. Minggu ini ia dirundung masalah lagi pikirannya kacau, dan kesehatannya sedang goyah. Teman-teman lainnya tetap memakluminya. Tapi perpecahan kecil diantara salah satu sahabatnya yang terjadi hari itu sungguh membuat ia merasa bodoh. Ia menuliskan sebuah catatan kecil yang dibagikan kepada kelompok kecil sahabatnya itu. Catatan itu telihat sederhana, namun sedikit menggunggah hati yang sedang galau. Karena cinta palsu yang berada dalam bayangan hitam.
Saat ini ku sedang melihat banyak bintang yang terang
Tetapi walau semua terlihat sama, diantara banyak bintang hanya satu yang terang
Tak ada kata penyesalan untuk mencintaimu
Aku tak bisa menghapus dirimu dari pikiranku
Aku adalah orang yang tak akan pernah memilikimu
Aku sadar bahwa dirimu tak memerlukanku
Tapi ijinkan aku sebagai salah satu kawan yang peduli dirimu
Aku bahkan masih tersadar walau aku sedang tercekik
Entahlah aku hanya kagum dirimu atau cintai dirimu
Sungguh kehidupanku berbeda saat ini
Rasa ini sudah berbeda saat aku pertama bertemu kamu
Ijinkan aku mempunyai harapan untuk lebih dekat denganmu
Sungguh aku tak rela bila kau ambil itu dariku. Bagaimana aku tidak marah karena selama ini aku saja mencari itu sangat sulit, dengan mudahnya kau ambil dariku aku tidak akan pernah terima. Tidak pernah terima.
0 komentar:
Posting Komentar